Semakin sulit sekarang menemukan ruang publik untuk berlibur. Taman-taman indah dengan air mancur di tengahnya Cuma bisa dipandang dari balik pagar besi, tidak untuk dimasuki. Wisata mata.
Di Bandung masih ada beberapa taman rindang yang bebas akses. Taman Lansia atau taman dekat Jonas misalnya. Kita bisa menikmati tumpukan sampah sambil menggelar tikar dan membuka rantang makanan, lalu menikmatinya bersama kawan atau keluarga. Gratis tanpa tiket masuk.
Kalau berkunjung ke Yogya, sempatkan menikmati malam Anda di trotoar depan benteng Vrederburg atau Istana Presiden. Gratis juga. Keramahan akan menyapa. Ramai pengamen dan pedagang sore mengaso sehabis kerja. Ngobrol dengan mereka, saya pastikan Anda akan tahu bagaimana cara hidup di jalanan. Ini kegiatan favorit saya.
Kalau lapar dan ingin merokok ada angkringan dan pedagang asongan berjejer. Biarkan hidung Anda menghirup aroma alkohol yang keluar dari mulut jembel-jembel. Kalau beruntung kita bisa menikmati tontonan gratis. Para pemabuk sedang berkelahi dengan kayu atau sabuk pinggang. Sirene lalu berdengung, polisi menghentikan perkelahian.
Lampu taman padam pukul satu. Keramaian segera menyusut berganti manusia yang tidur di penjuru-penjuru taman, beralaskan kardus berselimut spanduk hasil maling. Habis waktu kita, mari langkahkan kaki pulang ke rumah.
Jangan takut liburan belum usai. Masih ada agenda terakhir. Menonton acara televisi akhir pekan. Ada liputan jalan-jalan dari Bali, Lombok, Sumatra, dan berbagai penjuru Indonesia. Kadang dari luar negeri pula. Lapar? Santai saja sebentar lagi acara kuliner. Menunya beragam dari makanan tradisional sampai a la bule. Tak perlu susah mulut anda mencicip asam-manis coto makasar atau spagheti. Tutup saja mata Anda lalu dengarkan pendapat pembawa acara. Mak nyusss….
Jatinangor, 25 Agustus 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar